NOVEL ONLINE : SATU DEKADE Episode 2




Pertemuan




Aku tidak tahu kehadiran dia malam itu, ketika ribuan orang berkumpul tumpah ruah memenuhi komplek makam Kyai Hasan Besari dan masjid jami' di Tegalsari, tiap malam jumat kliwon memang rutin diadakan amaliah dzikir dan sholat tasbih, total jamaah yang hadir memang ribuan, jadi tak heran jika lokasi makam dan masjid penuh sesak oleh para jamaah. Sekilas memang aku mendengar ada yang memanggil namaku, tapi siapa sosok yang memanggilku aku tidak tahu, aku hanya bisa menerka setiap wajah yang ada disekitaranku yang saling berdesak-desakan menuju pintu keluar setelah acara dzikir dan sholat usai, namun tak ada satupun wajah yang kukenali selain seorang temanku yang tadi datang kesini bersamaku. Suara panggilan itu hanya terdengar beberapa kali dan lenyap sesaat kemudian ditelan riuh suara ribuan jamaah yang memenuhi lokasi malam itu. 

Sudahlah, mungkin saja aku salah dengar, atau ada seseorang yang punya nama sama denganku, aku tak ambil pusing dengan kejadian itu. Perlahan jamaah yang hadir berkurang sedikit demi sedikit, semakin larut malam semakin surut jumlah jamaah yang tinggal di lokasi, kebanyakan mungkin sudah dilanda kantuk dan letih sehingga memilih untuk lekas pulang untuk mengistirahatkan badan, atau bisa jadi meninggalkan lokasi karena masih ada hal lain yang ingin dikerjakan lagi. Kebanyakan yang masih tersisa dilokasi memilih duduk santai diatas tikar di emperan luar area makam dan masjid, bercengkrama sembari menikmati secangkir kopi hitam yang dijajakan penjual lesehan dan warung kopi dadakan. Sebagian lagi ada yang berziarah ke makam Kyai Hasan Besari dan ada juga yang masih khusuk beribadah di dalam masjid, duduk di ruangan utama dengan sajadah dan tasbih di tangan.

Dan benar saja, besoknya pesan masuk dari dia membuatku sedikit terkejut, melalui pesan facebook dia bilang semalam dia juga ada di Tegalsari, dia memanggilku beberapa kali bahkan katanya sempat berteriak, tapi aku tak menoleh padanya sama sekali, dia juga bilang sempat memberikan isyarat lambaian tangan dan memberikan kode menggunakan jarinya.  Namun karena terbatas waktu dia harus bergegas meninggalkan lokasi malam itu, ditambah lagi dia datang bersama banyak temannya, jadi dia tak enak karena sudah ditunggu untuk pulang bersama. Ini adalah kali pertama kami secara tak sengaja punya kesempatan untuk bertemu lagi setelah sekian lama tak bersua dan bertatap muka, namun sayangnya aku tak menyadarinya. Aku membalas pesannya dengan sedikit menerangkan bahwa aku juga mendengar suaranya tapi tak tahu bahwa yang memanggilku adalah dia, sambil tersenyum aku hanya bisa menganggap ini adalah kebetulan yang menggembirakan, sedikit banyak membuka ingatan lama tentang dia untuk sekedar bernostalgia. 

Bulan bulan berikutnya, aku masih mengunjungi Tegalsari karena memang sudah jadi rutinitas, sembari sesekali melihat dan mengamati sekilas wajah jamaah yang hadir, kalau kalau dia juga datang lagi. Dan benar saja, suatu ketika aku bertemu lagi dengan dia di jalanan diantara jejeran kendaraan di parkiran, aku memanggilnya dan dia menoleh sembari tersenyum namun sesaat kemudian berjalan terus kedepan karena desakan pengunjung lain dibelakangnya yang terus merangsek keluar. Dua kali kami secara tak sengaja berjumpa disana, bulan bulan berikutnya aku tak lagi rutin kesana, karena bukan hanya sebab jaraknya yang jauh faktor kesibukan juga jadi pengaruh.






Komentar